Gabriela Adriani. Powered by Blogger.
RSS

"This is Beautiful! Try Not To Cry" - "Semuanya Indah! Janganlah menangis"

(English)
She jumped up as soon as she saw the surgeon come out of the operating room. She said: "How is my little boy? Is he going to be all right? When can I see him?"
The surgeon said, "I'm sorry. We did all we could, but your boy didn't make it."
Sally said, "Why do little children get cancer? Doesn't God care any more? Where were you, God, when my son needed you?"

The surgeon asked, "Would you like some time alone with your son? One of the nurses will be out in a few minutes, before he's transported to the university."
Sally asked the nurse to stay with her while she said good-bye to son. She ran her fingers lovingly through his thick red curly hair.
"Would you like a lock of his hair?" the nurse asked.
Sally nodded yes. The nurse cut a lock of the boy's hair, put it in a plastic bag and handed it to Sally. The mother said, "It was Jimmy's idea to donate his body to the University for Study. He said it might help somebody else. "I said no at first, but Jimmy said, 'Mom, I won't be using it after I die. Maybe it will help some other little boy spend one more day with his Mom." She went on, "My Jimmy had a heart of gold. Always thinking of someone else. Always wanting to help others if he could."

Sally walked out of Children's mercy Hospital for the last time, after spending most of the last six months there. She put the bag with Jimmy's belongings on the seat beside her in the car. The drive home was difficult. It was even harder to enter the empty house. She carried Jimmy's belongings, and the plastic bag with the lock of his hair to her son's room. She started placing the model cars and other personal things back in his room exactly where he had always kept them. She laid down across his bed and, hugging his pillow, cried herself to sleep.
It was around midnight when Sally awoke. Laying beside her on the bed was a folded letter. 

The letter said:
"Dear Mom, I know you're going to miss me; but don't think that I will ever forget you, or stop loving you, just 'cause I'm not around to say I LOVE YOU. I will always love you, Mom, even more with each day. Someday we will see each other again.

Until then, if you want to adopt a little boy so you won't be so lonely, that's okay with me. He can have my room and old stuff to play with. But, if you decide to get a girl instead, she probably wouldn't like the same things us boys do. You'll have to buy her dolls and stuff girls like, you know.
Don't be sad thinking about me. This really is a neat place. Grandma and Grandpa met me as soon as I got here and showed me around some, but it will take a long time to see everything. The angels are so cool. I love to watch them fly.

And, you know what? Jesus doesn't look like any of his pictures. Yet, when I saw Him, I knew it was Him. Jesus himself took me to see GOD! And guess what, Mom? I got to sit on God's knee and talk to Him, like I was somebody important. That's when I told Him that I wanted to write you a letter, to tell you good-bye and everything. But I already knew that wasn't allowed. Well, you know what Mom? God handed me some paper and His own personal pen to write you this letter. I think Gabriel is the name of the angel who is going to drop this letter off to you. 

God said for me to give you the answer to one of the questions you asked Him 'Where was He when I needed him?' "God said He was in the same place with me, as when His son Jesus was on the cross. He was right there, as He always is with all His children.
Oh, by the way, Mom, no one else can see what I've written except you. To everyone else this is just a blank piece of paper. Isn't that cool? I have to give God His pen back now. He needs it to write some more names in the Book of Life. Tonight I get to sit at the table with Jesus for supper. I'm sure the food will be great.

Oh, I almost forgot to tell you. I don't hurt anymore. The cancer is all gone. I'm glad because I couldn't stand that pain anymore and God couldn't stand to see me hurt so much, either. That's when He sent The Angel of Mercy to come get me. The Angel said I was a Special Delivery!
 How about that?
Signed with Love from God, Jesus & Me.

(Let's see Satan stop this one.) Share this in a minutes and you will feel the Holy Spirit brightening your life in just an hour. Then sit back and feel the Holy Spirit work in your life for doing what you know God loves.

"When you're down to nothing, God is up to something."



(Indonesia)
Bu Sally  segera bangun ketika melihat dokter bedah keluar dari ruang operasi. Dia bertanya dnegan penuh harapan: "Bagaimana anakku? Apakah dia dapat di sembuhkan? Kapan saya boleh menemuinya?"
Dokter bedah menjawab, "Saya sudah berusaha sebaik mungkin tapi sayangnya anak ibu tidak tertolong". Bu Sally bertanya dengan hati yang remuk, "Mengapa anakku yang tidak berdoas bisa terkena kanker? Apa Tuhan sudah tidak peduli lagi? Di mana Engkau Tuhan ketika anak laki-lakiku membutuhkanMu?

Dokter bedah bertanya, "Apakah ibu ingin bersama anak ibu selama beberapa waktu. Perawat akan keluar untuk beberapa menit sebelum jenazahnya di bawa ke universitas". Bu Sally meminta perawat untuk tinggal bersamanya saat dia akan mengucapkan selamat jalan kepada anak laki-lakinya. Dengan penuh kasih dia mengusap rambut anaknya yang hitam itu. "Apa ibu ingin menyimpan sedikit rambutnya sebagai kenangan?" perawat itu bertanya. Bu Sally mengangguk. Perawat memotong sedikit rambut dan menaruhnya di dalam kantong plastik untuk di simpan. 

Ibu Sally berkata, Jimmy anakku ingin mendonorkan tubuhnya untuk diteliti di Universitas. Dia mengatakan mungkin dengan cara ini dia dapat menolong orang yang membutuhkan. "Awalnya saya tidak membolehkan, tetapi Jimmy menjawab; 'Ma, saya kan sudah tidak membutuhkan tubuh ini setelah mati nanti. Mungkin tubuhku dapat membantu anak lain untuk bisa hidup lebih lama dengan ibunya'. Bu Sally terus bercerita, "Anakku itu memiliki hati emas. Jimmy selalu memikirkan orang lain. Selalu ingin membantu orang lain selama dia bisa melakukannya."

Bu Sally meninggalkan rumah sakit setelah menghabiskan waktunya selama enam bulan di sana untuk merawat Jimmy. Dia membawa kantong yang berisi barang-barang anaknya. Perjalanan pulang sungguh sulit baginya. Lebih sulit lagi ketika ia memasuki rumah yang terasa kosong. Barang-barang Jimmy ditaruhnya bersama kantong palstik yang berisi segenggam rambut itu di dalam kamar anak laki-lakinya. Dia meletakan  mobil mainan dan barang-barang pribadi milik Jimmy, anaknya, di tempat Jimmy biasa menyimpan barang-barang itu. Kemudian di baringkan dirinya di tempat tidur. Dengan membenamkan wajahnya ke bantal, dia menangis hingga tertidur. Di sekitar tengah malam Sally terjaga. Di samping bantalnya terdapat sehelai surat yang terlipat.

Surat itu berbunyi :
"Mama tercinta,
Aku tahu mama akan kehilangan aku, tetapi aku akan selalu mengingatmu, Ma dan tidak akan berhenti mencintaimu walaupun aku sudah tidak bisa mengatakan 'Aku sayang Mama'. Aku selalu mencintaimu bahkan semakin hari akan semakin sayang padamu, Ma. Sampai suatu saat kita akan bertemu lagi. Sebelum saat itu tiba, jika Mama mau mengadopsi anak laki-laki agar tidak kesepian, bagiku tidak apa-apa, Ma. Dia boleh tidur di kamarku dan bermain dengan mainanku. tetapi jika mama mengadopsi anak perempuan, mungkin dia tidak melakukan hal-hal yang di lakukan oleh kami, anak laki-laki. Mama harus membelikannya boneka dan barang-barang yang di perlukan oleh anak perempuan. Jangan sedih karena memikirkan aku, Ma. Tempat aku berada sekarang begitu indah. Kakek dan nenek sudah menemuiku begitu aku sampai di sini dan mereka menunjukan tempat-tempat yang indah. Tetapi perlu waktu lama untuk melihat segalanya di sana. Malaikat itu sangat pendiam dan tampak dingin. Tapi aku senang meilhatnya terbang. Dan apa mama tahu apa yang aku lihat? Yesus tidak terlihat seperti gambar-gambar yang di lukis manusia. Tapi ketika aku melihat-Nya, aku yakin Dia adalah Yesus. Yesus sendiri mengajakku menemui Allah Bapa! Tebak Ma, apa yang terjadi? Aku boleh duduk di pangkuan Bapa dan berbicara dengan-Nya seolah-olah aku ini orang yang penting. Aku menceritakan kepada Bapa bahwa aku ingin menulis surat kepada Mama untuk mengucapkan selamat tinggal dan kata-kataku yang lain. Namun aku sadar bahwa hal ini pasti tidak akan di perbolehkan-Nya. Tapi Mama tahu, Allah sendiri memberikan sehelai kertas dan pensil-Nya untuk menulis surat ini kepada Mama. Saya pikir malaikat Gabriel akan mengirimkan surat ini kepadamu, Ma. Allah mengatakan akan menjawaab pertanyaan Mama ketika Mama bertanya "Di mana Allah pada saat aku(anakmu, Jimmy) membutuhkan-Nya?' Allah mengatakan dia berada bersama diriku sama halnya ketika Putera-Nya Yesus disalib. Dia ada di sini Ma dan dia selalu berada bersama semua anak. Ngomong-ngomong, tidak ada orang yang dapat membaca apa yang aku tulis selain mama sendiri. Bagi orang lain, surat ini hanya merupakan sehelai kertas kosong. Luar biasa kan, Ma? Sekarang aku harus mengembalikan pensil Bapa yang aku pinjam. Bapa memerlukan pensil ini untuk menuliskan nama-nama dalam Buku Kehidupan. Malam ini aku akan makan bersama dengan Yesus dalam perjamuan-Nya. Aku yakin makanannya pasti akan lezat sekali. Oh, aku hampir lupa memberitahukanmu, Ma. Aku sudah tidak kesakitan lagi. Penyakit kanker itu sudah hilang. Aku senang karena aku sudah tidak tahan merasakan sakit itu dan Bapa juga tidak tahan melihat aku kesakitan.
Itulah sebabnya mengapa Dia mengirim Malaikat Pembebas untuk menjemputku. Malaikat itu mengatakan bahwa diriku merupakan kiriman istimewa.
Bagaimana Ma?
Salam Kasih dari Allah Bapa, Yesus, dan Aku.

(Mari kita melihat Iblis berhenti) Sebarkan ini dalam beberapa menit dan rasakan Roh Kudus menerangi hidupmu. Lalu duduklah kembali dan renungkanlah. Rasakan Roh Kudus memenuhi hidupmu dan bekerja di dalam hidupmu untuk melakukan apa yang menyenangkan hati Tuhan.

"Saat engkau terjatuh dan berserah akan sesuatu hal, Tuhan akan berdiri, mengangkatmu dan ikut mengerjakan hal tersebut"


CLICK ABOVE TO SHARE !
KLIK LINK DI ATAS UNTUK MENYEBARKAN!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS